Rabu, 21 Maret 2012

kalimat induktif



                Apa yang salah ?
M
ungkin akhir-akhir ini Negara kita makin identik dengan korupsi,tak kenal jabatan,tak kenal usia lihat saja bukan hanya para mereka yang telah berusia “ tua “ tetapi juga kini mereka yang baru menjadi PNS Gol III C. Sangat menggegerkan mungkin,bagaimana tidak hal tersebut sangat berbanding dengan gaji mereka dan harta/nominal yang mereka korupsikan,dan saat ini jabatan banyak disalah gunakan untuk korupsi.Miris memang,jika seorang penegak hukum saja ikut berkorupsi ,bukan menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi. Pantas memang rasanya jika korupsi itu diibaratkan lebih kejam dibanding pembunuhan. Memang menurut saya perlu ada pemimpin yang tegas serta berani dalam menindak para koruptor serta adanya hukuman yang berat bagi mereka yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi,serta saya sangat setuju dengan usulan baru,yakni “memiskinkan para koruptor”. Mungkin dengan hal tersebut akan ada “efek jera” untuk mereka dan menjadi “momok” yang menakutkan untuk mereka yang berniat korupsi,jadi dengan demikian korupsi dapat dicegah.
Hal yang miris memang,mereka yang korupsi bernilai ratusan juta rupiah atau bahkan milyaran rupiah hanya dihukum 1 tahun atau bahkan beberapa bulan saja,tapi bagi si pencuri kakao,pencuri sandal,pencuri semangka,pencuri pisang. Mereka didakwa hukuman 1-5 tahun,walau pada akhirnya setelah ada upaya “pengexposan” oleh media dan hukuman untuk mereka bisa diringankan. Sampai kapan Negara ini bebas korupsi ? bukankah Negara kita Negara yang berbudi luhur ? bukankah Negara kita masih sangat melekat nilai-nilai adat ketimuran ? Lalu apa yang salah ?. Mungkin menurut saya jawaban dari semua pertanyaan tersebuat adalah kesalahan pada pembentukan karakter masyarakat Indonesia saat ini.

kalimat deduktif



Potret Calon Pemimpin Bangsaku . . .
Iman dan pendidikan agama perlu ditanamkan didalam diri sejak dini,serta peran orang tua sangat dibutuhkan.
Mengapa hal tersebut sangat diperlukan ?
Karena akhir-akhir ini pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak,kalau anak sd saja saat ini dengan bebasnya dan tanpa rasa malu mereka berani memegang rokok dan menghisapnya di tempat-tempat umum. Tak sampai disitu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia informasi bukan hanya memberikan manfaat positif,tapi juga kini telah berdampak negative,lihat saja banyak anak-anak SD,SMP maupun siswa SMA yang banyak menyalahgunakan warnet sebagai tempat “cabut sekolah”,atau bahkan hal yang lebih ekstrim banyak diantara mereka yang menyalahgunakan internet untuk membuka situs-situs pornografi.
Lebih dari itu tawuran pelajar kini telah menjadi “tren”,subhanallah ,miris memang mendengarnya. Mereka mungkin telah lupa hakekat dasar mereka sebagai pelajar,sangat disayangkan memang,mereka yang diibaratkan sebagai tunas-tunas muda bangsa ini yang tak lain sebagai calon-calon pemimpin bangsa,kini telah menjauh dari nilai agama dan adat-istiadat. Lalu siapa yang pantas disalahkan ?.