BISNIS TIDAK JUJUR
MERAMBAH DI SEKOLAHAN
Jajanan yang ada di sekitar sekolah dasar di Depok
terbukti mengandung bahan berbahaya. Dinas Kesehatan Kota Depok menemukan
kandungan bahan ini setelah meneliti jajanan di 60 SD sejak awal Mei lalu.
Dari enam
jenis bahan berbahaya yang diteliti, formalin dan boraks paling banyak dipakai
pedagang jajanan. Meskipun pihak sekolah sudah berkali-kali mengingatkan,
penggunaan bahan berbahaya ini belum menurun.
”Bahan-bahan
berbahaya ini dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kanker. Guru dan
orangtua sebaiknya mengawasi konsumsi jajanan mereka,” tutur Yulia Oktavia,
Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok, Kamis
(19/5/2011) di Depok.
Jajanan yang
diteliti di 60 SD di 11 kecamatan di Depok merupakan jajanan yang sering dibeli
para murid. Jajanan ini meliputi nugget, cilok, mi, bihun, tahu goreng,
lontong, bakso, kerupuk, minuman kemasan, dan es kenyot.
Adapun bahan
berbahaya yang diteliti meliputi boraks, formalin, pewarna tekstil, pemanis
siklamat (pemanis yang diperbolehkan dalam jumlah terbatas), bakteri makanan,
dan bakteri minuman.
Pada Kamis
pagi hingga siang, tim pengawas obat dan makanan Dinas Kesehatan Kota Depok
meneliti jajanan di SD Negeri Mekarjaya 16, SD Negeri Mekarjaya 11, dan
Madrasah Ibtidaiyah Sirojul Athfal. Tim langsung menemukan indikasi kuat
kandungan formalin dan boraks pada jajanan nugget, tahu, bakso, dan otak-otak.
Syukron,
guru kelas VI MI Sirojul Athfal, Depok, tidak menyangka jajanan itu mengandung bahan
berbahaya karena keberadaan penjual jajanan itu sudah bertahun-tahun. Wuri
Chandra, guru SDN Mekarjaya 11, juga tidak menyangka batagor langganannya di
sekolah mengandung boraks.
Para
pedagang jajanan ketika dikonfirmasi menjawab beragam. Ada pedagang yang
mengetahui dalam jajanan yang dijualnya terdapat bahan berbahaya. Namun,
sebagian besar tidak mengetahuinya.
(sumber kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar