Rabu, 17 November 2010

Muda didamba - tua terlupakan


B
angsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”,begitulah petikan seruan dari Bapak Proklamator kita Ir.Soekarno.Tetapi tampaknya kata-kata bung Karno sedah tidak berlaku di Negeri ini.Negeri yang sebenarnya punya sejuta Pahlawan,salah satu dari Pahlawan itu adalah Letkol (Purn) Ilyas Karim,siapa beliau ? apakah penting kita ketahui ? artiskah ? atau calon juru kunci Merapi ?.Pasti mendengar namanya yang masih asing untuk kita akan keluar pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab keingin tahuan kita.Beliau adalah Pengibar Bendera Pertama Negeri ini,Tanah Air Indonesia,17 Agustus 1945,saat kedua Proklamator mengumandangkan Proklamasi di jalan Pegangsaan Timur.Banyak yang tidak tahu siapa beliau,karna pada saat itu beliau masih berusia sangat muda.Seiring berjalannya waktu setelah Bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya,setelah sekian lama dijajah bangsa Belanda dan bangsa Jepang,walau dengan bambu runcing tetapi semangat yang tangguh dan kebersamaan dapat mengalahkan semuanya. Setelah Republik Indonesia berdiri dan mempunyai tentara keamanan rakyat (TKR),maka banyak para pemuda Indonesia yang masuk menjadi anggota TKR,tak terkecuali bapak Ilyas Karim,lantas beliau dikirim ke divisi Siliwangi,nama Siliwangi pun beliau yang mencetuskannya pada saat itu,sedikit waktu kebelakang proses perekrutan tentara pada saat itu sangat lah mudah,mungkin pada saat itu belum banyak Tentara yang dimiliki.Menjadi seorang Prajurit berarti siap dikirim kemana pun penugasan.Ya Pak Ilyas pun sudah merasakan asam garam kepatriotan sebagai prajurit,beliau pernah dikirim ke Kongo dan Vietnam dalam satuan Garuda,yaituh menjalankan misi perdamaian,produktifitas pak Ilyas pun tertahan oleh faktor usia,beliau pun harus pensiun,1982 peristiwa itu pun datang…,hari itu pun tak akan dilupakan pak Ilyas dalam seumur hidupnya,rumah tinggal beliau dilapangan Banteng yang kini menjadi gedung Departemen Keuangan,kejamnya masa orde baru pada saat itu membuat pak Ilyas yang baru pulang dari rumah sakit harus menerima nasib bahwa rumah tinggalnya,perumahan para perajurit divisi Siliwangi saat itu telah rata dengan tanah.Semangat keprajuritannya tak membuatnya lemah dan jatuh dalam kesedihan saat itu,beliau berusaha bangkit kembali dari mimpi buruknya,inikah balas jasa penguasa pada saat itu terhadap jasa-jasa beliau kepada bangsa ini ?.Pinggiran rel kereta Kalibata dipilih beliau sebagai tempat tinggal selanjutnya,14 orang anak harus beliau dan sang istri berusaha dengan keras dapat membesarkan ke 14 anaknya dengan baik.Ya ALLAH miris memang seorang mantan pengibar bendera pertama,mantan pejuang kemerdekaan serta mantan prajurit dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel,harus mengahabiskan masa tuanya bersama debu yang dibawa kereta serta bisingnya mesi kereta setiap lewat.Hari-hari tua beliau beliau habiskan di sebuah yayasan yang mengurus para veteran siliwangi,dengan pensiunan hanya sebesar 1 jutaan harus beliau terima demi menyambung hari esok.Kemanakah hati nurani Pemimpin negeri ini ? kemana kah penghargaan kita terhadap para pahlawan negeri ini ?.Saat ini terdengar berita bahwa rumah yang saat ini beliau tempati di pinggiran rel KA Kalibata akan dibangun jalur hijau,dengan kata lain mimpi buruk baginya pada tahun 1982 akan kembali terulang…,tak ada tempat untuk para pejuang,tak ada lagi tempat untukmu mengadu wahai para pejuang bangsa…
dariku untukmu bunga bangsa  . . .

1 komentar: